Sampang (beritajatim.com) - Mangaku ditelantarkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sampang, terhitung dari pukul 9.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, Yuliana (23) warga Jalan Mutiara Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Kota Sampang, pasien hamil yang mengalami pendarahan sehingga harus kehilangan nyawa anak sulungnya yang masih di dalam kandungan.
Menurut penuturan Abdus somad (26) suami Yuliana, semenjak istrinya masuk ke RSUD Sampang pukul 9 pagi hanya di data saja, setelah itu di biarkan hingga pukul 7 malam. Saat hendak di lakukan oprasi ternyata bayi pertama Pasangan Suami (Pasutri) yang baru akan mempunyai momongan tersebut meninggal di dalam kandungan.
"Saya sangat kecewa dengan palayanan Rumah Sakit Sampang dengan kejadian ini saya berencana akan menuntut pihak RS," terang Suami Yuliana. Sabtu (31/5/2014)
Sementara itu di tempat yang sama, Heru Sustiyanto Ketua RT setempat mengatakan, mewakili pihak keluarga. Bayi yang masih berusia 7 bulan tersebut di makamkan tadi malam. Sedangkan untuk rencana menuntut pelayanan pihak RSUD Sampang, akan di lakukan setelah 7 hari meninggalnya bayi tersebut.
"Jelas sangat menyayangkan RSUD. sebab, jangan mengutamakan administrasi nyawa yang di utamakan, pihak keluarga berencana akan melakukan penuntutan Setelah 7 hari dan saya siap mengawal," tegasnya.
Terpisah dr.Yuliono Humas RSUD Sampang saat di konfirmasi melalui jaringan telepon mengatakan, pasien itu tidak di telantarkan, waktu datang langsung di rawat di ruang persalinan, kemudian di diagnosa bayi prematur dan ibu hamil itu ada keluhan sesak.
"Usia kandungan sekitar 7 bulan, belum di lakukan tindakan sudah meninggal, intinya pasien itu di perbaiki kondisinya dulu, maunya kehamilanya dipertahankan sampai usia kandungan genap. Namun jantung pasienya lemah kemudian saat hendak di lakukan oprasi bayinya sudah meninggal," tutur dr.Yuliono. [sar/kun]
Rating: 100% based on 975 ratings. 91 user reviews.
0 Comments
