
Surabaya (beritajatim.com) - Puluhan relawan psikologi dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan tim psikologi lain diturunkan untuk memberikan layanan bantuan psikologi untuk keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 di Posko Layanan Psikologi, Crisis Centre T2 Bandara Juanda Surabaya, Rabu (31/12/2014).
"Kami sudah bertugas sejak Minggu (28/12/2014) kemarin dan sampai pemulangan jenazah. Ini karena banyak keluarga korban yang mengalami gejala psikologis, seperti shock dan terkejut, karena mengalami penderitaan tidak bisa disangka-sangka," kata juru bicara HIMPSI Margaretha saat konferensi pers di depan Posko Layanan Psikologi.
Menurut dia, setiap manusia yang mengalami gejala psikologis itu merupakan proses yang wajar dan semua pihak bisa memberikan kesempatan mereka untuk bersedih secara alamiah.
"Untuk itu mereka butuh psikologis bantuan. Teman media juga perlu memahami dengan cara empatik, agar jangan eksploitasi berlebihan kesedihan dari keluarga korban. Dengan terlalu mengeksploitasi kedukaan, bisa sebabkan trauma sekunder seseorang," ujarnya.
Ada 20 orang per shift yang ditugaskan standby di Posko Layanan Psikologi. Dalam satu hari ada tiga shift.
Butuh berapa menyembuhkan trauma keluarga korban? "Estimasinya sampai 3 bulan. Itu juga tergantung kondisi psikologis masing-masing orang. Keluarga lain butuh memberikan dukungan sosial, bantu supaya rutinitas sehari-hari tetap stabil. Harapan harus berubah, bisa melanjutkan hidupnya dan masuk hidup baru melepaskan kesedihan," pungkasnya. (tok/ted)
Rating: 100% based on 975 ratings. 91 user reviews.