Sumenep (beritajatim.com) - Paskas 646 TNI AU dan tim navigasi Lanud Abdurahman Saleh Malang melakukan survey di dua lokasi, terkait rencana Pemkab Sumenep membuka penerbangan komersil ke kepulauan dengan rute Sumenep - Kangean. Dua lokasi yang disurvey tersebut yakni Desa Kali Anyar dan Desa Gelaman, Kecamatan Arjasa.
Tim survey Paskas 646 TNI AU, Sersan Kepala (Serka) Bardini, Jumat (11/04/14) menjelaskan, survey pertama dilakukan di Desa Kali Anyar, Kecamatan Arjasa. Lokasi tersebut masih berupa hutan belantara. Sehingga apabila akan dibangun landasan pacu pesawat, maka harus terlebih dahulu membuka hutan tersebut.
Namun di lokasi itu, didapati sejumlah rintangan buatan yang dianggap mengganggu penerbangan.
Rintangan buatan itu berupa tower selular yang ketinggiannya lebih dari 10 meter. Padahal sesuai aturan penerbangan, pada jarak 5-10 km dari titik penerbangan, tidak boleh ada rintangan.
"Rintangan buatan atau bangunan yang diijinkan, ketinggiannya tidak lebih dari 10 meter. Karena itu, kami tidak merekomendasikan membangun landasan di Desa Kali Anyar," katanya.
Ia memaparkan, survey kedua dilakukan di Desa Gelaman, Kecamatan Arjasa. Lokasinya berupa tanah lapang. Informasi dari perangkat desa setempat, lokasi tersebut merupakan tanah negara. "Makanya kami akan melakukan survey lanjutan di lokasi tersebut, bersama tim dari Pemkab Sumenep," ujarnya.
Lebih lanjut Bardini memaparkan, pesawat yang dirancang untuk melayani rute Sumenep - Kangean adalah pesawat jenis Twin Otter DHC 8. "Pesawat itu berkapasitas 19 penumpang, dengan cargo barang antara 200 - 500 kg. Kalau mau nambah barang, maka jumlah penumpang harus dikurangi," terangnya.
Ia mengaku akan melakukan survey selama dua hari, untuk menentukan apa-apa yang perlu disiapkan dalam membangun landasan untuk pesawat. Setelah survey, pihaknya akan melakukan kajian, apakah lokasi terebut benar-benar layak untuk menjadi bandara perintis dengan penerbangan kepulauan atau tidak.
"Kami diberi waktu 10 hari setelah survey, untuk menentukan kelayakan lokasi," ungkapnya.
Sementara Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengungkapkan, rencana membuka rute kepulauan karena melihat kebutuhan masyarakat akan transportasi. "Ini bukan lagi kepentingan satu pihak, tapi menjadi kepentingan banyak pihak," ujarnya.
Ia optimis penerbangan Sumenep - Kangean dapat segera terwujud, mengingat tidak perlu dibutuhkan landasan yang panjang, karena yaang digunakan adalah pesawat kecil berkapasitas 19 orang. "Jadi kan runway nya, kemudian kekerasan tanah, ketebalan aspalnya, tidak perlu seperti Bandara Trunojoyo. Kami optimis bisa segera terwujud," tandasnya. [tem/but]
Rating: 100% based on 975 ratings. 91 user reviews.