Selasa, 29 April 2014

Wawali Surabaya Berbeda Pendapat Soal Penutupan Dolly

 Wawali Surabaya Berbeda Pendapat Soal Penutupan Dolly

Surabaya (beritajatim.com) - Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana mempunyai pendapat berbeda terkait rencana penutupan. Lokalisasi Dolly dan Jarak yang ditargetkan pada tanggal 19 Juni 2014.

Dalam misi penutupun lokalisasi gang Dolly dan jarak, pemkot akan merehabilitasi kawasan eks lokalisasi terbagi dalam empat hal, yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah.
Pemberdayaan sosial fokus kepada bagaimana mengubah perilaku WTS sehingga berimbas pada masyarakat sekitar.

Sedikit berbeda pendapat,Wisnu Sakti Buana mengatakan bahwa dirinya masih berharap agar Pemkot Surabaya mengajak bicara warga kota Surabaya yang terdampak yakni masyarakat Putat Jaya, bukan mucikari dan PSK yang mayoritas bukan warga asli kota Surabaya.

“Saya memang tidak pernah dilibatkan untuk berbicara soal penutupun Dolly, yang jelas pemkot Surabaya belum pernah mengajak masyarakat setempat untuk duduk bersama, maksudnya ya warga Puta Jaya, kalau mucikari dan PSK itu kan bukan warga kota Surabaya,” jawab WS saat ditanya tanggapannya terkait rencana penutupun lokalisasi Dolly dan Jarak.

Dalam penjelasannya, WS mengatakan bahwa menutup lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga pemkot Surabaya harus lebih memikirkan kehidupan ekonomi warga kota Surabaya asli yakni masyarakat Putat Jaya.

“Yang kita pikirkan itu warga kota Surabaya yang kena dampak terhadap kehidupannya yang mengantungkan perputaran ekonomi disana, kalau mucikari dan PSK memang gampang, cukup diberi pelatihan dan pesangon, beres dan selesai, tetapi bagaimana dengan masyarakat sekitar yang asli warga kota Surabaya,” jelasnya.

Menurut WS, banyak solusi alternatif yang harus ditempuh ketimbang hanya menutup keberadaan lokalisasi Dolly dan Jarak yang ternyata masih dibutuhkan eksistensinya oleh masyarakat setempat. “Soal solusi itu banyak pilihan, tetapi yang penting adalah memikirkan warga kota Surabaya sampai mereka bisa terlepas ketergantungan kehidupan ekonominya terhadap keberadaan lokalisasi itu, bayangkan saja, yang selama ini buka kios, londry dan lain lain itu kan akhirnya harus tutup, padahal tanpa dilakukan pentupan saja, data sebelumnya yang mencapai lebih dari 5 ribuan PSK, ternyata terus berkurang dan sekarang hanya tinggal 1300 an, artinya semua itu kan melalui tahapan tetapi progresnya ada, karena tak sedikit yang sudah mulai beralih profesi,” tandasnya.

Sementara Pemerintah Kota Surabaya melalui Sekkota Hendro Gunawan tetap optimis bahwa penutupan lokalisasi gang Dolly dan jarak akan bisa dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan, karena telah dipersiapkan secara komprehenship oleh pemkot Surabaya.

“Kami optimis penutupan lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berjalan lancar, karena pemkot Surabaya telah melakukan persiapan sekaligus sosialisasi sebelumnya mulai dari perubahan fungsi sejumlah wisma dan sejumlah pelatihan terhadap mucikari dan PSK untuk kehidupan selanjutnya,” ujarnya.(rif/ted)

Wawali Surabaya Berbeda Pendapat Soal Penutupan Dolly
Rating: 100% based on 975 ratings. 91 user reviews.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.