Pasuruan (beritajatim.com) - Populasi Sapi Potong dan Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, utamanya dari tahun 2013 ke tahun 2014 lalu, yakni mencapai 100.841 ekor sapi potong dan sapi perah yang mencapai 80.518 ekor.
Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, Edi Nurhadi mengatakan, bahwa peningkatan jumlah populasi sapi potong dalam kurun waktu setahun terakhir mencapai 8667 ekor, yakni dari 92.174 ekor pada tahun 2013, sedangkan untuk sapi perah juga berkembang dari 78.519 ekor menjadi 80.518 ekor, atau mengalami penambahkan sebanyak 1999 ekor.
“Kami memiliki beberapa langkah untuk mempertahankan populasi sapi perah dan potong menuju swasembada daging,” ucap Edi kepada beritajatim.com, Kamis (30/04/2015).
Ia menjelaskan, bahwa langkah yang dimaksudnya itu diantaranya yaitu optimalisasi kawin suntik, penyediaan bibit sapi betina, pelarangan pemotongan sapi betina produktif, serta penanggulangan penyakit busela atau keguguran pada hewan.
“Untuk optimalisasi kawin suntik, hampir seluruh peternak di Kabupaten Pasuruan sudah menggunakan inseminasi buatan ketimbang mengawinkan sapi secara alami, lantaran dapat menambah jumlah populasi sapi baru hingga 70%,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa untuk sapi perah sudah ditangani oleh koperasi sapi perah maupun gabungan koperasi seluruh Indonesia yang ada di Kabupaten Pasuruan. Akan tetapi untuk sapi potong langsung dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan untuk stok sapi potong dan perah betina di Kabupaten Pasuruan sendiri memiliki perbandingan 60% dari jumlah populasi sapi, yakni 55.304 ekor untuk sapi potong, dan 47.111 ekor sapi perah betina. Banyaknya jumlah sapi betina tak lepas dari kerja sama dengan 10 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) se-Kabupaten Pasuruan, di mana setiap sapi yang akan dipotong, harus melewati pemeriksaan jenis kelamin maupun kesehatan hewan itu sendiri.
“Sapi yang ada di Kabupaten Pasuruan saat ini lebih banyak dipelihara sebagai pengembangan atau penggemukan. Dan sapi peliharaan mereka tak lagi dipergunakan untuk membajak sawah, melainkan dirawat dengan baik di dalam kandang mereka masing-masing,” pungkasnya. [oci/but]
Rating: 100% based on 975 ratings. 91 user reviews.